Kaum Muslim Berhati Mulia

Posted by adim_wijaya on Kamis, 27 Desember 2012 | 0 komentar | Leave a comment...

Perawat Filipina : Umat Islam Berhati Mulia

Para dokter dan perawat yang menangani korban badai Bopha (Pablo) mengucapkan terima kasih kepada rekannya yang Muslim lantaran memberikan kesempatan kepada mereka untuk merayakan Natal. Ucapan itu disampaikan secara tulus ketika mereka kembali bekerja.

Salah seorang perawat, Merta Ignacio mengaku sangat bahagia dengan inisiatif yang dilakukan rekan-rekannya yang Muslim. “Aku semakin yakin, mereka bukan komunitas yang gemar berperang, tetapi mereka adalah orang-orang dengan hati yang mulia,” ucapnya seperti dikutip The Philippine Star, Kamis (27/12).

Perla Manriquez, salah seorang korban badai, mengaku terharu mendapat perhatian penuh dari para dokter dan perawat Muslim. “Saya ucapkan terima kasih kepada saudara-saudaraku,” kata dia.
Hal yang sama juga diutarakan Ramon Rayes. Menurut dia, bantuan yang diberikan para dokter dan perawat Muslim membuatnya sadar bahwa persepsinya terhadap Muslim tidak benar.
Ketua Komisi Nasional Muslim Filipina, Esmael Ebrahim mengatakan konsep Islam terkait misi kemanusiaan melampaui batas-batas dari identitas suku atau ras.

“Alhamdulillah, kami bisa memberikan bantuan yang seharusnya kepada saudara-saudara kami yang non-Muslim. Ini juga sekaligus diharapkan akan mengubah persepsi negatif tentang Islam,” kata dia.
Tidak kurang dari 230 warga tewas akibat Badai Bopha yang melanda bagian barat daya Kepulauan Filipina. Sementara ratusan warga lainnya masih dinyatakan menghilang, setelah badai memicu longsor dan banjir di sebagian negara tersebut.

Badai kencang dengan kecepatan 150 kilometer per jam mencapai puncaknya saat rabu (5/12) pagi waktu setempat. Beberapa kepulauan, seperti kawasan Palalawan mengalami kelumpuhan total. Badai dikabarkan mulai tenang memasuki siang hari. (republika.co.id, 27/12)

Silaturahmi HTI Semarang

Posted by adim_wijaya on Selasa, 25 Desember 2012 | 0 komentar | Leave a comment...

HTI Semarang Silaturahmi ke Serikat Pekerja Nasional Semarang

Semarang, HTI Press. SPN secara prinsip menolak Undang-undang tersebut yang merupakan produk kapitalisme. Kalimat tersebut terungkap pada Silahturahim Lajnah Faaliyah DPD II HTI Semarang Raya yang dipimpin oleh Ustad Rohmadi diterima dengan penuh kehangatan oleh segenap pengurus DPC Serikat Pekerja Nasional (SPN) Kota Semarang dengan ketua Bpk Heru Budi Utoyo (27/11).
Rohmadi menyampaikan maksud dan tujuan dari silahturahim LF HTI dalam rangka membangun sinergi dengan SPN dalam rangka penyadaran kepada masyarakat untuk mau kembali diatur menurut syariah islam dalam bingkai Negara Khilafah, terutama dalam mensikapi penolakan terhadap UU Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) dan UU Badan Penyelenggara Jaminan Sosisal (BPJS) yang secara fundamental telah mengubah kewajiban negara dalam memberikan jaminan sosial menjadi kewajiban rakyat dalam bentuk asuransi sosial.
Heru selaku ketua DPC SPN kota semarang menyambut baik kunjungan HTI Semarang Raya dan baru mengetahui bahwa dalam syariah islam juga mengatur mengenai perburuhan seperti yang selama ini diperjuangkan oleh SPN baik melalui advokasi, pemberdayaan, maupun demo yang dilakukan dalam rangka untuk memperjuangkan persoalan buruh itu sendiri, beliau mengistilahkan “dakwah buruh”, karena hasil kajian SPN upah yang ditetapkan sekarang masih sekedar untuk bertahan hidup bukan untuk layak hidup.
SPN juga sepakat untuk menolak Undang-undang tersebut yang merupakan produk kapitalisme dan adanya kebohongan yang dulu iuran dijanjikan jaminan gratis ternyata harus dipotongkan dari upah buruh. Dalam Undang-undang itu juga ada keganjilan bahwa Negara menganggap buruh pabrik tidak layak ditanggung karena bukan fakir miskin. Sedangkan definisi miskin menurut pemerintah adalah orang yang penghasilannya di bawah Rp 300 ribu per bulan.
Pada kesempatan tersebut delegasi HTI juga menyampaikan agenda besar muktamar khilafah 2013 dan ajakan untuk mengkaji bersama HTI dalam forum HU dan alhmadulillah pengurus yang hadir menerima tawaran tersebut, serta akan di selenggarakan pula pula training kepemimpinan menurut Islam yang akan disampaikan dari HTI untuk para pengurus lain yang berjumlah sekitar 30 orang.
Silahturahim di tutup dengan salam salaman dan penyerahan cindera mata dari HTI berupa Buletin Al waie, MU dan al Islam serta photo bersama. [Supri/LF/I’lamy Semarang]

Jalan Kebangkitan Indonesia

Posted by adim_wijaya on | 0 komentar | Leave a comment...


Islam: Jalan Kebangkitan Indonesia

Kebangkitan Indonesia tentu amat diidam-idamkan. Namun, patut disayangkan, setelah lebih dari satu abad Hari Kebangkitan Nasional diperingati bangsa ini, fenomena yang terjadi sangat kontras dengan harapan dan keinginan.
Penjajahan fisik memang telah pergi. Namun, penjajahan non-fisik ternyata masih mencengkeram kuat di seluruh sendi kehidupan; baik di sektor politik, ekonomi, sosial, budaya maupun keamanan. Keterpurukan bangsa ini tercermin dari angka kemiskinan yang tinggi, kasus korupsi yang menggurita, penegakkan hukum yang bobrok, dekadensi moral, dan masih banyak lagi.
Padahal beberapa faktor pendukung untuk menjadi negara bangkit dan maju sudah ada pada negeri ini. Di antaranya ialah potensi kekayaan alam yang begitu melimpah-ruah serta sumberdaya manusia yang cukup luar biasa.
Tentu patut dipertanyakan, mengapa Indonesia tidak juga kunjung bangkit?
Narasi sejarah mencatat, bahwa tidak cukup untuk membangkitkan Indonesia ketika negeri ini sudah sebanyak enam kali berganti pucuk pimpinan, bergilir pula wajah-wajah baru di jajaran kabinet maupun wakil rakyat, juga beberapa kali bangsa ini melakukan eksperimen sistem kenegaraan dengan menjajal beberapa bentuk sistem negara; zaman Orde Lama dengan nuansa sosialismenya, zaman Orde Baru dengan corak kapitalisme, dan era reformasi dengan corak liberalnya. Ternyata hasilnya adalah nol.

Faktor Penyebab
Setidaknya ada beberapa penyebab mengapa negeri ini tidak juga kunjung bangkit. Pertama: Penguasa yang tidak layak memimpin. Kebangkitan suatu bangsa membutuhkan seorang pemimpin yang kredibel. Kualitas dan integritas pemimpin tersebut harus mumpuni. Hal itu belum ditemukan pada pemimpin Indonesia selama ini.
Presiden pertama RI, misalnya, meski memiliki beberapa disiplin ilmu, dipandang tegas dan berani,  penguasa yang satu ini tidak memiliki pemikiran ideologi yang sahih. Salah satu blunder politik yang telah dia lakukan ialah ketika dia memaksakan pemikiran NASAKOM (Nasionalis, Agama, Komunis) kepada masyarakat dan bersikeras menolak pembubaran PKI sehingga membuat Indonesia merana.
Presiden-presiden Indonesia selanjutnya cenderung tunduk kepada pihak asing. Alhasil, penjajahan di negeri ini pun semakin mencengkeram. Penguasa yang seharusnya menjadi ra’in (pengurus rakyat) malah acapkali membuat kebijakan yang menambah derita rakyat, seperti menyerahkan kekayaan alam kepada pihak asing, menaikkan harga BBM, menjual aset-aset negara, dsb. Rasulullah saw. bersabda, “Jika amanat telah disia-siakan, tunggu saja kehancuran terjadi.” Seorang Sahabat bertanya, “Bagaimana amanat disia-siakan?” Nabi saw. menjawab, “Jika urusan diserahkan bukan kepada ahlinya, maka tunggulah kehancuran itu.” (HR. al-Bukhari).
Kedua: Mental para pejabat, termasuk di dalamnya aparat penegak hukum, yang buruk. Korupsi, suap-menyuap dan perilaku hedonis sudah menjadi budaya bagi mayoritas pejabat. Riset global barometer 2009 oleh Tranparancy International (TI) menyatakan, korupsi tertinggi adalah di parlemen. Lalu disusul institusi peradilan di peringkat kedua, Parpol bertengger di urutan ketiga, dan keempat adalah pegawai publik.
Ketiga: Sistem negara yang lemah. Sistem negara menjadi faktor paling dominan mengapa Indonesia tidak kunjung bangkit. Sistem sekularisme-demokrasi yang diterapkan di negeri ini menjadi pintu masuk penjajahan. Karena sistem pula, banyak manusia yang sebelumnya baik akhirnya berubah menjadi tidak baik. Sebagai contoh adalah para politisi idealis yang kemudian bermetamorfosis menjadi politisi pragmatis, hedonis dan opurtunis.
Keempat: Belum terbentuknya kesadaran ideologis di tengah-tengah masyarakat. Sejak Orde Lama sampai sekarang, umat terus dicekoki dengan pemikiran sekularisme. Akibatnya, sebagian besar umat tidak memiliki pemikiran dan ideologi yang benar, kurang kritis terhadap kebijakan pemerintah yang tidak pro rakyat, serta belum mengerti bagaimana mengkontruksi sebuah perubahan yang bersifat komprehensif untuk kebangkitan bangsa. Sebagai contoh adalah masih gandrungnya sebagian masyarakat dengan sistem kufur seperti demokrasi.
Kelima: Ulama yang kurang mengindahkan perannya. Ungkapan dari ulama besar Imam al-Ghazali—meski disampaikan sejak beberapa abad lalu—sudah cukup untuk menggambarkan kiprah para ulama. Berikut petikannya:
Dulu di antara tradisi para ulama adalah mengoreksi dan mengawal penguasa untuk menerapkan hukum Allah. Mereka mengikhlas-kan niat dan pernyataan mereka membekas di hati. Sebaliknya sekarang, terdapat penguasa yang tamak, namun ulama hanya diam. Andai mereka berbicara, pernyataannya berbeda dengan perbuatannya sehingga tidak mencapai keberhasilan. Kerusakan masyarakat itu adalah akibat kerusakan penguasa dan kerusakan penguasa itu adalah akibat kerusakan ulama. Kerusakan ulama adalah akibat digenggam cinta harta dan jabatan. Siapa saja yang digenggam oleh cinta dunia, niscaya dia tidak mampu menguasai ‘kerikilnya’, bagaimana lagi dapat mengingatkan penguasa dan para pembesar (Al-Ghazali, Ihya’ ‘Ulum ad-Din, VII/92).

Islam: Jalan Kebangkitan
Menurut Syaikh Hafidz Shalih, maksud dari kebangkitan ialah perpindahan umat, bangsa atau individu dari suatu keadaan menuju ke keadaan yang lebih baik (Hafidz Shalih, Falsafah Kebangkitan: Dari Ide Hingga Metode. (terj. An-Nahdhah).
Kebangkitan suatu bangsa akan dapat diperoleh saat taraf berpikir masyarakatnya meningkat, yakni dengan memeluk suatu pemikiran yang mendasar dan menyeluruh, atau memeluk sebuah ideologi.
Kaum sekular Barat mampu bangkit dengan ideologi Kapitalisme. Bangsa Uni Soviet, mereka mampu bangkit dengan memeluk ideologi Sosialisme. Namun perlu digarisbawahi, kebangkitan dengan kedua ideologi tersebut adalah kebangkitan semu belaka. Fakta empirik menunjukkan ideologi-ideologi batil ini justru menimbulkan efek kesengsaraan dan penderitaan bagi umat manusia. Akibatnya, Sosialisme kemudian hancur setelah berkuasa selama 74 tahun. Ideologi Kapitalisme juga mulai tampak borok-boroknya.
Hal tersebut sangat wajar mengingat paradigma kedua ideologi tersebut tidak sesuai dengan fitrah manusia dan tidak memuaskan akal. Akidah dari Sosialisme-komunis adalah materialisme yang menafikan adanya sang Pencipta. Padahal secara fitrah manusia memiliki kecenderungan untuk mensucikan atau menyembah sang Pencipta. Ideologi Sosialisme-komunis juga bertentangan dengan akal. Pasalnya, mustahil manusia, alam semesta, dan kehidupan ini tidak ada yang menciptakannya.
Adapun akidah dari ideologi Kapitalisme adalah sekularisme. Meski mengakui adanya Tuhan, ideologi ini menolak campur-tangan Tuhan dalam mengatur kehidupan. Ini juga tidak sesuai fitrah manusia yang serba lemah dan terbatas, yang sangat membutuhkan aturan dari Tuhan, sang Pencipta.
Karena itu, kebangkitan hakiki adalah yang pernah dialami bangsa Arab saat mereka mengambil Islam sebagai ideologinya. Kebangkitan ini pelopori oleh Rasulullah saw. Bangsa yang dulunya Jahiliah berubah menjadi bangsa berperadaban tinggi dan mulia, bahkan kemudian berhasil menerangi dua pertiga dunia.
Ideologi Islam berpijak pada akidah Islam, satu-satunya akidah yang benar, bersumberkan al-Quran dan as-Sunnah. Inilah akidah yang sesuai dengan fitrah manusia, memuaskan akal dan menenteramkan jiwa. Kebangkitan yang benar tentunya harus bersumber dari ideologi (mabda’) yang benar. Mabda’ yang benar haruslah berpijak di atas akidah yang benar.
Akidah Islam memiliki karakteristik sebagai akidah ruhiyah sekaligus akidah ri’ayah yang haq. Akidah ini memancarkan sebuah sistem (aturan) kehidupan yang menyeluruh, mengatur urusan pribadi, keluarga maupun negara. Sebagai contoh: Islam memerintahkan untuk melakukan shalat dan puasa. Lalu untuk melangsungkan generasi penerus, Islam memerintahkan supaya menikah dengan lawan jenis. Dalam rangka untuk menjamin sebuah pernikahan itu, Islam juga memerintahkan sejumlah sanksi berupa hukum cambuk dan rajam bagi pelaku zina. Contoh lain, Islam memerintahkan untuk memperoleh harta secara halal. Lalu untuk menjamin kepemilikan harta tersebut, Islam memerintahkan hukuman potong tangan bagi pencuri.

Keunggulan Ideologi Islam
1. Secara normatif.
Tidak ada ideologi yang lebih baik dari ideologi Islam sebab ideologi ini bersumberkan wahyu Ilahi. Ia datang dari Zat Yang Maha Pencipta dan Maha Pengatur, Penggenggam jagatraya beserta isinya. Tentu ideologi ini tak perlu diragukan lagi.
Ideologi Islam merupakan jalan terang yang diberikan oleh Allah SWT, yang mendapat garansi langsung dari sang Pencipta. Ini berbeda dengan ideologi atau hukum buatan manusia yang hanya berlandaskan hawa nafsu sehingga tak lepas dari kepentingan sekelompok manusia pembuat hukum itu sendiri.
أَفَحُكْمَ الْجَاهِلِيَّةِ يَبْغُونَ وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ اللَّهِ حُكْمًا لِقَوْمٍ يُوقِنُونَ
Apakah hukum Jahiliah yang mereka kehendaki. (Hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin? (QS al-Maidah [5]: 50).

2. Secara faktual.
Di dunia saat ini tidak ada satu pun negara yang menerapkan syariah Islam secara kaffah. Namun, bukan berarti hal itu membuat pesona syariah Islam menjadi pudar. Beberapa fakta empirik menunjukkan bagaimana kehebatan syariah Islam ketika diaplikasikan dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, meski penerapannya baru sebagian kecil saja.
Saat Perda bernuansa syariah Islam di Bulukumba, Sulsel, pada 2001, misalnya, tingkat kriminalitas turun 85 persen. Di Arab Saudi, negara yang menerapkan hudud dan qishash terbukti juga mampu menekan angka kriminalitas dengan angka yang begitu minim.

3. Secara historis.
Ideologi Islam telah menorehkan tinta emas sejarah peradaban umat manusia ketika diterapkan selama berabad-abad lamanya. Banyak bukti historis menunjukkan kemajuan peradaban Islam mulai dari bidang politik, ekonomi hingga sains dan teknologi. Meski kaum orientalis berusaha menyembunyikannya, kegemilangan peradaban Islam tak mampu ditutupi.
Islam telah mampu mensejahterakan, memberi rasa nyaman dan memberi kebahagiaan bagi umat manusia. Sejahrawan Barat seperti Will Durrant sekalipun tak sanggup menahan tutur-katanya untuk memberikan pujian kekaguman pada peradaban Islam, seperti dia ungkapkan dalam The Story of Civilization.
Bahkan peradaban Islamlah yang memberi sumbangsih besar atas kemajuan barat saat ini. Robert Briffault , dalam The Making of Humanity, menyatakan, “Seluruh segi kemajuan peradaban di Eropa secara pasti dapat ditelusuri akarnya dari peradaban Islam. Peradaban Islamlah yang telah menghidupkan energi yang menggerakkan peradaban modern.”

Pentingnya Negara Khilafah
Karena itu, jika ingin bangkit, negeri ini tidak cukup hanya dengan berganti pemimpin atau pejabatnya, namun diperlukan pula sebuah sistem negara dengan kualitas nomor wahid. Umat pun perlu diarahkan supaya memiliki kesadaran ideologis.
Sistem itu tiada lain adalah sistem Islam, yang mewujud dalam penerapan syariah Islam secara kaffah dalam seluruh aspek kehidupan melalui penegakkan Khilafah Islamiyah. Hanya dengan Khilafahlah, syariah Islam dapat diterapkan secara sempurna.
Sedikitnya ada dua alasan mengapa harus syariah dan khilafah. Pertama: tuntutan akidah kita sebagai seorang Muslim. Allah SWT mencela siapa saja yang menerapkan sistem/aturan/hukum (ideologi) selain hukum Allah SWT (Lihat: QS al-Maidah [5]: 44, 45, 47).
Kedua: Syariah Islam membawa kemaslahatan bagi umat manusia. Hanya melalui penegakkan syariah dan Khilafah itulah segala bentuk penjajahan dapat dihapuskan dan negara menjadi mandiri sehingga apa yang dicita-citakan berupa kebangkitan bangsa dapat terwujud. Sungguh, Indonesia dan dunia membutuhkan syariah dan Khilafah untuk kehidupan yang lebih baik. WalLahu a’lam. []

Ali Mustofa Akbar adalah Analis CIIA (The Community Of Ideological Islamic Analyst) Desk Sosial-Politik dan Staf Humas HTI Soloraya.

Indonesia 2013

Posted by adim_wijaya on | 0 komentar | Leave a comment...


Tantangan Perekonomian di Indonesia 2013

Pendahuluan
Keberhasilan suatu negara dalam mengelola perekonomian menurut sistem kapitalis diukur dari terjadinya pertumbuhan ekonomi. Salah satu alasan mempertahankan pertumbuhan secara kesinambungan adalah untuk menjaga kepercayaan investor agar tetap menginvestasikan modalnya di negara tersebut. Oleh karena itu di tengah ketidakpastian kondisi ekonomi global pemerintah Indonesia dalam APBN 2013 mencanangkan target pertumbuhan ekonomi mencapai 6,8%, lebih tinggi dari yang telah dicapai tahun 2012; laju inflasi 4,9 persen; nilai tukar rupiah Rp 9.300 per dolar AS (USD) (www.jpnn.com, 21 November 2012).
Untuk dapat mengetahui tingkat pertumbuhan ekonomi, maka harus dipahami terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan Produk Domestik Bruto (PDB) atau Gross Domestic Product (GDP). PDB atau GDP adalah total produksi barang dan jasa yang dihasilkan di dalam suatu wilayah pada periode tertentu, misalnya satu tahun. Lalu bagaimana PDB diukur? Caranya, total nilai berbagai macam barang dan jasa diagregasikan. Namun karena berton-ton baja tidak mungkin dijumlahkan begitu saja dengan, misalnya, produksi roti, maka proses agregasi dilakukan berdasarkan nilai uang produksi barang-barang tersebut.
Mengacu pada hukum penawaran dan permintaan, meningkatnya produksi barang dan jasa disebabkan permintaan atas barang dan jasa tersebut meningkat. Sedangkan permintaan tidak lain representasi dari belanja yang dilakukan oleh masyarakat menggunakan pendapatan yang diperolehnya. Oleh karena itu semakin tingginya tingkat pertumbuhan dengan meningkatnya PDB/GDP dianggap semakin sejahteranya penduduk di wilayah tersebut.
Tantangan Global
Krisis Global yang bermula di Amerika pada tahun 2008 sangat mengejutkan dunia. Amerika yang dianggap memiliki basis perekonomian yang kuat ternyata rapuh. Krisis ini kemudian berlanjut dan telah memicu krisis Yunani tahun 2010 yang merembet ke negara-negara Uni Eropa yang lain. Hingga saat ini dampak krisis global di Eropa masih belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir.

Berdasarkan laporan dari Kementrian Tenaga Kerja Prancis bahwa tingkat pengangguran pada bulan September 2013 mencapai 3 juta orang meningkat 9% (www.bbc.co.uk). Rekor tertinggi pengangguran dialami oleh Spanyol dengan tingkat pengangguran dua kali rata-rata pengangguran Uni Eropa (www.pikiran-rakyat.com). Begitu berat dan meluasnya krisis di Uni Eropa ini hingga pada tanggal 14 November 2012 rakyat dari 23 negara melakukan aksi unjuk rasa serempak, untuk memprotes kebijakan penghematan yang dikombinasikan dengan pemotongan gaji, uang pensiun, layanan manfaat dan sosial dengan disertai kenaikan pajak yang tinggi (internasional.kontan.co.id).

Sebab utama terjadinya krisis di Uni Eropa khususnya Yunani adalah telah melambungnya utang negara tersebut. Saat ini utang Yunani diperkirakan telah mencapai 120% dari posisi GDP-nya, dimana banyak analis yang memperkirakan bahwa data yang sesungguhnya kemungkinan lebih besar dari itu.

Hingga awal tahun 2000-an, tidak ada seorang pun yang memperhatikan fakta bahwa utang Yunani sudah terlalu besar. Malah dari tahun 2000 hingga 2007, Yunani mencatat pertumbuhan ekonomi hingga 4.2% per tahun, yang merupakan angka tertinggi di zona Eropa, hasil dari membanjirnya modal asing ke negara tersebut. Keadaan berbalik ketika pasca krisis global 2008 dimana negara-negara lain mulai bangkit dari resesi, dua dari sektor ekonomi utama Yunani yaitu sektor pariwisata dan perkapalan, justru mencatat penurunan pendapatan hingga 15%.
Keadaan semakin memburuk ketika pada awal tahun 2010, diketahui bahwa Pemerintah Yunani telah membayar Goldman Sachs dan beberapa bank investasi lainnya, untuk mengatur transaksi yang dapat menyembunyikan angka sesungguhnya dari jumlah utang pemerintah. Pemerintah Yunani juga diketahui telah mengutak atik data-data statistik ekonomi makro, sehingga kondisi perekonomian mereka tampak baik-baik saja, padahal tidak. Pada Mei 2010, Yunani sekali lagi ketahuan telah mengalami defisit hingga 13.6%. Salah satu penyebab utama dari defisit tersebut adalah banyaknya kasus penggelapan pajak, yang diperkirakan telah merugikan negara hingga US$ 20 milyar per tahun.
Tantangan yang begitu hebat ini dihadapi para pemimpin Eropa, sejak bangkrutnya Yunani, disusul Irlandia, Spanyol, merembet ke Itali, Inggris, dan terakhir melanda Perancis, yang masuk ke jurang krisis akibat utang. Perancis nasibnya sama seperti Amerika Serikat yang telah diturunkan peringkat rating kreditnya dari AAA menjadi AA+. Perancis yang mempunyai utang yang setara dengan 95 % PDB nya, sudah tidak lagi mampu mengatasinya (mss-feui.com).
Amerika sendiri sampai saat ini masih dihadapkan dengan krisis yang belum juga kunjung pulih, bahkan makin dalam dan merusak. Laporan Departemen Keuangan  AS menyatakan utang yang ditanggung pemerintah AS saat ini sudah melampaui angka 13 triliun USD. Di akhir masa kepresidenan Obama tahun 2012, utang ini akan meningkat menjadi 16 triliun. Jumlah sebesar itu lebih tinggi seratus persen dibanding total produksi nasional bruto AS (Farid Wadjdi, November 2012).
Media massa dan para pengamat serta akademisi banyak menilai krisis ini sebagai krisis kapitalisme, atau bahkan dianggap merupakan kegagalan kapitalisme sebagai sebuah sistem (Daniel Hutagalung, dhutag.wordpress.com).
Prestasi dan “Optimisme” Pemerintah Indonesia
Adapun Indonesia, di tengah kekhawatiran merembetnya krisis global yang terus membayangi kondisi perekonomian, nampaknya pemerintah masih mencoba meyakinkan masyarakat bahwa Indonesia tetap bisa bertahan dalam kondisi yang tidak menentu ini. Hal ini didasarkan pada beberapa indikator fundamental ekonomi Indonesia seperti pertumbuhan ekonomi sampai triwulan III tahun 2012 yang tergolong tinggi sebesar 6,17%  (BPS, 5 November 2012), jauh di atas pertumbuhan ekonomi dunia secara keseluruhan yang hanya sebesar 2,5% (shabestan.net). Selain itu persentase utang terhadap GDP masih kurang dari 25% (kompas.com). Menteri Keuangan Agus Martowardojo sendiri menegaskan bahwa perekonomian Indonesia belum menunjukkan gejala “overheating” seiring fundamental ekonomi domestik dinilai masih kuat (www.antaranews.com).

Belum lagi laporan dari Global Wealth Report yang dilansir Credit Suisse, Kamis (11 Oktober 2012), Indonesia tercatat memiliki 104 ribu orang kaya per 2012. Pada 2017, jumlah tersebut diperkirakan naik menjadi 207 ribu orang kaya, alias tumbuh 99%. Meningkatnya jumlah orang kaya maupun nilai kekayaan tersebut, menurut pihak Credit Suisse amat dipengaruhi oleh pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) per kapita. Indonesia, misalnya, ditaksir mengalami pertumbuhan PDB per kapita 82%. Kenaikan kekayaan individu di Indonesia sendiri dinilai amat kuat oleh Credit Suisse, dengan rata-rata kekayaan meningkat lebih dari empat kali lipat sejak tahun 2000. Kini, rata-rata kekayaan Indonesia diperhitungkan sebesar US$10.842 per orang dewasa (www.metrotvnews.com).
Namun sekali pun telah mendapat pujian dari Bank Dunia atas prestasi yang diraih, pada pertengahan tahun 1997 telah terjadi krisis moneter di Indonesia dan segera berubah menjadi krisis ekonomi, bahkan krisis multidimensi yang melahirkan reformasi.
Di antara sebab-sebab terjadinya krisis 1997, adalah:
-          Fenomena loan addiction (ketergantungan pada utang luar negeri) yang berhubungan dengan perilaku para pelaku bisnis yang cenderung memobilisasi dana dalam bentuk mata uang asing (foreign currency) (cafe-ekonomi.blogspot.com).

-          Lima tahun sebelum krisis ekonomi (1992/1993 – 1996/1997) Indonesia mengalami defisit Transaksi Berjalan masing-masing tiap tahun (jutaan) : $2,311; $2,740; $3,248; $6,757 dan $7,847. Maka untuk menutup defisit itu pemerintah melakukan pinjaman luar negeri (Kanti, 2012).

-          Hutang luar negeri swasta yang sangat besar dan umumnya berjangka pendek, telah menciptakan kondisi bagi “ketidakstabilan”. Hal ini diperburuk oleh rasa percaya diri yang berlebihan, bahkan cenderung mengabaikan, dari para menteri di bidang ekonomi maupun masyarakat perbankan sendiri menghadapi besarnya serta persyaratan hutang swasta tersebut. Pada saat krisis terjadi, rata-rata batas waktu pinjaman sektor swasta adalah 18 bulan, dan menjelang Desember 1997 jumlah hutang yang harus dilunasi dalam tempo kurang dari satu tahun adalah sebesar US$20,7 milyar (Devy Putra, 2009).

-          Bank Dunia melihat adanya empat sebab utama yang bersama-sama membuat krisis menuju kearah kebangkrutan. Empat sebab itu antara lain, akumulasi utang swasta luar negeri yang cepat dari tahun 1992-1997, kelemahan pada sistim perbankan, masalah governance, termasuk kemampuan pemerintah dalam menangani dan mengatasi krisis, dan yang terakhir adalah ketidakpastian politik dalam menghadapi Pemilu saat itu (Oktiandri, 2011).

-          Permainan hedge funds yang dilakukan oleh spekulan tidak dapat dibendung dengan melepas cadangan devisayang dimiliki Indonesia saat itu, dikarenakan praktek margin trading. Praktek ini memungkinkandengan modal relatif kecil bermain dalam jumlah besar. Dewasa ini mata uang sendirisudah menjadi komoditi perdagangan, lepas dari sektor riil. Para spekulan ini jugameminjam dari sistem perbankan untuk memperbesar pertaruhan mereka. Itu sebabnyamengapa Bank Indonesia memutuskan untuk tidak intervensi di pasar valas karenatidak akan ada gunanya (Lepi, 1999).

Apa yang terjadi tahun 1997 harusnya dijadikan sebagai pelajaran berharga, bahwa prestasi yang diraih melalui angka-angka tidaklah sebaik yang ditunjukkan. Hitungan di atas kertas bisa jadi menyesatkan gambaran aktual kondisi sebenarnya di tengah-tengah masyarakat.



Pengaruh Rencana dan Kebijakan Pemerintah Tahun 2013 dan Kondisi Global

Di tengah kepercayaan diri pemerintah Indonesia yang mampu bertahan dari dampak krisis globalhingga akhir tahun 2012 dan target pertumbuhan ekonomi tahun 2013, beberapa kondisi global serta kebijakan dan rencana pemerintah tahun 2013 nampaknya perlu mendapat sorotan.

Berikut adalah rencana dan kebijakan pemerintah di tahun 2013:

    DPR setuju atas rencana pemerintah menaikkan tarif dasar listrik sebesar rata-rata 15% kecuali untuk pelanggan rumah tangga dengan daya 450 watt dan 900 watt pada tahun 2013 (www.tempo.co, 22 November 2012).
    Mengacu pada UU No 38/2004 tentang Jalan dan PP No 15/2005 tentang Jalan Tol tentang penyesuaian tarif tol setiap dua tahun sekali, maka pada tahun 2013 sebagian ruas tol yang telah mengalami kenaikan pada tahun 2011 akan dilakukan penyesuaian tarif lagi. Kenaikan tarif tol tersebut juga berdasarkan pada standar pelayanan minimum (SPM) yang harus dipenuhi oleh badan usaha jalan tol (BUJT) (www.bisnis.com, 14 November 2012).
    Target penerimaan perpajakan pada APBN 2013 sebesar Rp 1.193 triliun. Jumlah ini setara 79,1% dari total pendapatan negara di APBN 2013 lebih besar ketimbang APBNP 2012. Agar target tahun depan bisa tercapai Menteri Keuangan mengharuskan pegawai Kementerian Keuangan meningkatkan pengawasan dan pelayanan di bidang kepabeanan dan cukai, termasuk melakukan ekstensifikasi terhadap komoditi-komoditi yang belum dikenakan cukaidan intensifikasi cukai, serta menyesuaikan tarif PPnBM bagi sebagian penjualan barang mewah (Harian Kontan, 30 Oktober 2012). Selain itu untuk meningkatkan penerimaan pajak terdapat wacana penyesuaian tarif PPN dari 10% menjadi 26% (nusantara.pelitaonline.com, 18 September 2012)
    Tiga Opsi usulan Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu terkait kebijakan BBM Bersubsidi 2013 (www.jpnn.com, 21 November 2012):
    1)      Harga Premium dan Solar naik Rp 500 per liter menjadi Rp 5.000 per liter (Potensi penghematan subsidi Rp 21,2 triliun)
    2)      Angkutan umum dan angkutan barang wajib menggunakan bahan bakar gas (BBG) (Potensi penghematan subsidi Rp 6,6 triliun)
    3)      Mobil pribadi dilarang mengkonsumsi BBM bersubsidi (Potensi penghematan subsidi Rp 50,2 triliun)
    Upah minimum regional (UMR) 2013 mengalami kenaikan di hampir semua daerah, bahkan kenaikan kali ini merupakan kenaikan yang cukup besar dengan memperhitungkan angka layak hidup (AKL) sesuai daerah masing-masing. Di Jawa Barat UMR terendah sebesar Rp 850.000,- untuk Kabupaten Majalengka, dan tertinggi sebesar Rp 2.100.000,- untuk kota Bekasi. Sedangkan kota Cimahi UMR yang ditetapkan sebesar Rp 1.338.333,-. Belum sampai batas akhir pengajuan penangguhan Upah Minimum Kota/Kabupaten tanggal 20 Desember 2012, puluhan perusahaan di wilayah Bekasi telah mengajukan penangguhan UMK karenakan tidak mampu membayar gaji sesuai UMK 2013. (Berita Kota, 6 Desember 2012).
    Porsi pembayaran cicilan bunga dan pokok utang dalam RAPBN 2013 mencapai Rp 171,7 triliun, atau 15 persen terhadap belanja pemerintah pusat. Rinciannya untuk pembayaran bunga Rp 113,24 triliun dan pokok utang luar negeri sebesar Rp 58,4 triliun. Besarnya cicilan bunga disebabkan besarnya pembayaran bunga obligasi rekapitulasi perbankan. Dampak terkurasnya anggaran untuk pembayaran utang ini, bisa dideteksi dari minimnya anggaran peningkatan kesejahteraan rakyat dan pelayanan umum. Alokasi pembayaran utang, bahkan jauh lebih besar ketimbang anggaran kesehatan yang hanya Rp 50,9 triliun dan total anggaran ketahanan pangan Rp 83 triliun.
    Berdasarkan data Kementerian Keuangan, total utang pemerintah Indonesia hingga September 2012 mencapai Rp 1.975,62 triliun. Dibanding akhir 2011, jumlah utang ini naik Rp 166,67 triliun. Secara rasio terhadap PDB, utang pemerintah Indonesia berada di level 27,3% pada September 2012.

Dari proyeksi kondisi 2013 ini, nampaknya masyarakat harus tetap waspada menghadapi kondisi 2013. Salah satu yang harus jadi perhatian adalah potensi inflasi yang tinggi, hal ini di dorong oleh kenaikan-kenaikan pada tarif listrik, tarif tol, tarif pajak, harga BBM subsidi, dan UMR. Kenaikan-kenaikan tersebut akan berdampak langsung kepada pelaku bisnis dan produsen. Naiknya biaya-biaya tersebut akan mendorong kenaikan harga-harga barang, maka inflasi akan terdorong naik.

Langkah antisipasi yang bisa dilakukan oleh perusahaan atas biaya yang kian melonjak tersebut adalah melalui efisiensi dengan pengurangan jumlah pekerja atau memindahkan lokasi bisnisnya ke luar negeri. Kondisi ini tidak mustahil berakibat terjadinya gelombang pemutusan kerja besar-besaran. Dampaknya pengangguran bertambah yang bisa memicu kerawanan sosial semakin meningkat.

Menutup aktivitas bisnis alias gulung tikar merupakan dampak terburuk bagi perusahaan, hal ini mengakibatkan produksi barang-barang akan berkurang, termasuk barang untuk diekspor akan menurun, tetapi di lain pihak bisa mendorong impor untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Akibatnya impor lebih besar dari ekspor sehingga neraca transaksi berjalan akan defisit, dan kian menambah utang luar negeri.

Adapun kondisi global yang dapat mempengaruhi kondisi Indonesia adalah:

    Krisis yang masih melanda Uni Eropa, menjadikan perdagangan luar negeri mereka mengalami penurunan. Produk-produk impor yang masuk Eropa akan makin berkurang, termasuk produk-produk dari Indonesia dan Cina. Hal ini berakibat menurunkan nilai ekpor produk Indonesia, bahkan sebaliknya bisa meningkatkan nilai impor Indonesia sebagai dampak pelemparan produk Cina yang gagal masuk Eropa.
    Dalam beberapa tahun terakhir Cina terus menurunkan pertumbuhan ekonominya.Padahal hal ini berdasarkan data IMF, bila pertumbuhan ekonomi Cina turun satu persen, akan berpengaruh pada penurunan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 0,5 persen. (Antaranews.com, 21 November 2012)
    Data Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan menunjukkan nilai kepemilikan investor asing per 24 Juli 2012 tercatat sebesar Rp 235,90 triliun. 60 persen uang beredar berasal dari surat utang negara (SUN) dan sebagian besar dimiliki asing. Struktur keuangan tersebut menggambarkan iklim investasi hot money:  yang bisa saja dana asing yang beredar dengan cepat meninggalkan Indonesia (Farid Wadjdi, November 2012).
    Perusahaan-perusahaan besar di Eropa dan Amerika terancam bangkrut, jika hal ini benar terjadi maka akan terjadi kepanikan terutama ketika laporan keuangan perusahaan dirilis pada Maret 2013. Hal ini akan mendorong penarikan dana secara besar-besaran, termasuk di Indonesia yang berakibat nilai tukar rupiah terus merosot. Depresiasi rupiah ini akan berdampak jangka panjang seperti membengkaknya utang pemerintah. Dampak jangka panjang lain dari depresiasi rupiah adalah meningkatnya inflasi, terkoreksinya indeks harga saham gabungan (IHSG) (Farid Wadjdi, November 2012).



Nampaknyabila kita belajar dari pengalaman, mengevaluasi kebijakan pemerintah ke depan, dan melihat kondisi global yang masih krisis, kita harus bersikap waspada atas“optimisme” pemerintah bahwa Indonesia tidak akan diterjang oleh krisis seperti yang pernah terjadi tahun 1997. Namun demikian sekiranya hal terburuk (terseret krisis global) tidak terjadi, gejalake arah pelambatan ekonomi semakin nampak. Beban berat sebagian besar masyarakat lemah kian bertambah, sementara kesenjangan ekonomi kian melebar. Perlu dilakukan tindakan segera untuk terhindar dari krisis yang senantiasa berulang,dimanasiklusnyakini makin pendek. Tindakan tersebut adalah dengan mencampakkan sistem ekonomi kapitalis sebagai biang terjadinya krisis.

Mencegah Krisis dengan Sistem Ekonomi Islam dalam Daulah Khilafah

Keberhasilan perekonomian dalam Islam bukanlah diukur dari pertumbuhan, namun terpenuhinya kebutuhan pokok barang berupa papan, sandang, dan pangan tiap-tiap individu masyarakat dengan mekanisme nafkahdan terlayaninya secara gratis kebutuhan pokok jasa masyarakat berupa keamanan, pendidikan, dan kesehatan. Sejalan dengan problema kemiskinan dalam pandangan Islam yaitu kemiskinan individu bukan kemiskinan negara seperti konsep kapitalisme, maka negara wajib memecahkan problema tersebut dengan menjamin terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan pokok tersebut kepada muslim-nonmuslim, kaya-miskin, tua-muda, pria-wanita, atau kuat-lemah secara menyeluruh.Sebagaimana hadits yang dituturkan oleh Ibnu Umar:

فالإمام راع و هو مسؤل عن رعيته (صحيح البخاري)

Imam adalah (laksana) penggembala (pelayan). Dan dia akan dimintai pertanggungjawaban terhadap urusan rakyatnya”. (HR Bukhari)

Negara dituntut untuk menjamin distribusi harta ke tengah-tengah masyarakat sesuai dengan jenis-jenis kepemilikan hartaberdasarkan izin syara pemilik seluruh alam semesta ini, Allah SWT.

وَآتُوهُم مِّن مَّالِ اللَّهِ الَّذِي آتَاكُمْ

..  dan berikanlah kepada mereka sebahagian dari harta Allah yang dikaruniakan-Nya kepadamu ..” (TQS An Nuur: 33)

وَأَنفِقُوا مِمَّا جَعَلَكُم مُّسْتَخْلَفِينَ فِيهِ

“… dan nafkahkanlah sebagian dari hartamu yang Allah telah menjadikan kamu menguasainya…” (TQS Al Hadid: 7)



قال رسول الله صلى الله عليه و سلم المسلمون شركاء في ثلاث في الماء و الكلإ و النار (سنن أبي داود)

Rasulullah SAW bersabda: ‘Kaum muslimin berserikat dalam tiga hal, yaitu air, padang gembalaan dan api” (HR Abu Daud)

Dari hadits di atas ada kalimat tambahan sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Ibnu Majah dari Ibnu Abbas, yang berbunyi:

و ثمنه حرام (سنن ابن ماجه)

“… dan harganya adalah haram” (HR Imam Ibnu Majah)



Oleh karena itu barang tambang, energi, listrik, maupun BBM sebagai harta kepemilikan umum harus dikelola oleh negara dan terlarang negara mengambil harga (keuntungan) dengan menjualnya ke rakyat. Negara mendistribusikan harta umum ini kepada masyarakat dengan murah bahkan cuma-cuma. Negara dapat saja menjualnya ke luar negeri atas persetujuan umat dan hasilnya dikembalikan sepenuhnya kepada seluruh masyarakat. Rakyat tidak dibebani dengan tarif listrik atau pun harga BBM.

Di sisi lain masyarakat dapat berusaha dengan sebaik-baiknya.Upah yang dibayarkan kepada pekerja hanya diukur sesuai jasa yang telah dicurahkan pekerja tersebut. Pekerja yang terampil tentu akan mendapatkan upah yang lebih tinggi dibanding pekerja yang kurang terampil. Hal ini sesuai dengan aqadijaroh (perjanjian kerja) dalam Islam, yaitu “Aqdun ‘ala al manfa’ati bi ‘iwadhin” (Akad atas suatu manfaat dengan imbalan/upah). Maka beban majikantidak akan membengkak disebabkan unsur biaya yang tidak relevan dalam upah. Sehingga harga-harga barang komoditas ditawarkan dengan nilai yang wajar, terlepas dari tuntutan upah yang tidak rasional, unsur tarif listrik yang mahal, BBM yang tinggi, dan juga pajak.

Negara tidak memungut apa pun kepada masyarakat secara rutin selain yang dibenarkan oleh syara, yaitu berupa zakat, jizyah, dan kharaj.

خُذْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِم بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْ ۖ إِنَّ صَلَاتَكَ سَكَنٌ لَّهُمْ ۗ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.” (TQS At-Taubah: 103)



Perdagangan pun dilakukan menggunakan mata uang yang memang memiliki nilai dengan nilai yang tetap dan pasti, yaitu Dinar dan Dirham. Dinar dan Dirhamdengan standar emas dan perakini tidak boleh dijadikan komoditas, bahkan haram digunakan dalam spekulasi. Nilai uang akan tetap, tidak dikenal nilai waktu dari uang yang merupakan riba. Harga barang-barang akan stabil sesuai dengan permintaan dan penawaran. Dinar dan dirham tidak akan terdepresiasi karena tidak adanya inflasi.



الوزن وزن اهل مكة, و المكيال مكيال اهل مدينة (سنن أبي داود)

Timbangan adalah timbangan penduduk Makkah, dan takaran maka takaran penduduk Madinah” (HR Abu Daud)





اللَّهُ الرِّبَا وَيُرْبِي الصَّدَقَاتِ ۗ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ كَفَّارٍ أَثِيمٍ

Allah memusnahkan Riba dan menyuburkan sedekah. Dan Allah tidak menyukai Setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa” (TQS Al Baqarah: 276)



قال رسول الله صلى الله عليه و سلم: لا تبيعوا الدهب بالدهب إلا سواء بسواء والفضة بالفضة إلا سواء بسواء وبيعوا الدهب بالفضة و الفضة بالدهب كيف شئتم (صحيح البخاري)

Rasulullah SAW melarang jual beli emas dengan emas dan perak dengan perak, kecuali dengan nilai setara (sama nilainya). Beliau membolehkan kita membeli perak dengan emas menurut kehendak kita, serta membolehkan kita membeli emas dengan perak menurut kehendak kita” (HR Bukhari)



Oleh karena itu iklim usaha akan makin bergairah terlepas dari kekhawatiran-kekhawatiran, lapangan pekerjaan akan terbuka. Bukanlah merupakan prestasi bila ada segelintir orang yang makin kaya, sementara kebanyakan rakyat termiskinkan oleh mekanisme sistem. Maka Islam menegaskan bahwa harta tidak boleh beredar dikalangan orang-orang kaya saja.

كَيْ لَا يَكُونَ دُولَةً بَيْنَ الْأَغْنِيَاءِ مِنكُمْ

“… supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu... “(TQS Al Hasyr: 7)



Dengan demikian perekonomian dalam Daulah Khilafah akan berjalan dengan sehat terbebas dari krisis. Perdagangan dengan luar negeri akan memiliki pondasi yang kuat. Negara tidak akan terjebak oleh utang kepada negara lain karena persoalan perdagangan, selisih kurs mata uang, atau pinjaman luar negeri untuk menutup anggaran. Kekuatan perekonomian Daulah Khilafah ini pernah berlangsung selama lebih dari 1000 tahun sejak Rasulullah hijrah ke Madinah dengan menegakkan Daulah Islam di sana hingga berakhir pada masa Kekhilafahan Ustmani tahun 1924 M.

Ke depan sesuai janji Allah SWT kekuatan ini akan kembali hadir di tengah-tengah umat manusia, bahkan hal ini telah diprediksikan juga oleh Majalah the Economist edisi tahun 1996. Majalah tersebut menulis: “It was predicted, that in the 21st century, their will be two emerging economies, One will be that of China, and the other will be Caliphate”(Telah diperkirakan bahwa pada abad ke 21, akan ada dua kekuatan ekonomi raksasa yang muncul,pertamaadalahCinadan yang satunyalagiadalahKekhilafahan) (Farid Wadjdi, November 2012).

Penutup

Bermunajatlah agar Khalifah segera dipilih dan diangkat dalam waktu dekat. Khalifah yang akan menjalankan Sistem Ekonomi Islam dan juga mengatur seluruh aspek kehidupan manusia dengan aturan Islam dalam bingkai Daulah Khilafah Islamiyah Ar-Rasyidah. Hal ini tidak akan terwujud kecuali umat menginginkannya karena umatmemahami apa yang menjadi kebutuhan mereka dalam mengatur kehidupan di dunia berdasarkan petunjuk dari Allah SWT dan Rasul-Nya SAW.

Wallahu’alam bishawab.[] Budi Upayarto
sumber:www.hizbut-tahrir.or.id

Jadwal Shalat

Subscription

You can subscribe by e-mail to receive news updates and breaking stories.

Most Popular

Data Visitor

  • Atha Abu Ar-Rasythah, Amir Hizbut Tahrir Saat Ini Pada tanggal 11 Shafar 1424 H atau 13 April 2003 M, ketua Diwan Mazhalim Hizbut Tahr...
  • Hizbut-tahrir yang didirikan oleh Syakh Taqiyuddin Annabhani mempunyai beberapa kitab Mutabanat yang dikaji oleh para syabab. Bagi yang i...
  • Hukum Bekerja dengan Penguasa sebagai Polisi dan Lainnya Pertanyaan: Assalamu ‘alaikum wa rahmatullah wa barakatuhu. Saya punya p...
  • KEWAJIBAN MENEGAKKAN KEMBALI KHILAFAH ISLAM Khilafah Islam adalah kepemimpinan umum (dalam bentuk Negara) bagi seluruh kaum mu...
  • Ustadz Arifin Ilham : Puncak Kesufian Dalam Islam Adalah Dakwah dan Jihad Untuk Tegaknya Syariah dan Khilafah!   HTI Press. ...
  • Mewaspadai Dosa Riba Muslim manapun sejatinya tahu, zina adalah salah satu dosa besar. Allah SWT menyebut zina sebagai kekejian (fâhisya...
  • Hukum Menghina Nabi SAW, Serta Sanksi dan Tindakan Khilafah Oleh: Hafidz Abdurrahman Penghinaan kepada Nabi terus dipertontonkan ...
  • Rahasia Hajar Aswad Hajar Aswad adalah “batu hitam” yang terletak di sudut sebelah Tenggara Ka’bah, yaitu sudut darimana Tawaf dimu...
  • Kitab Ahbabullah ( Kekasih-kekasih Allah). Penulis : Syakh Thalib ‘AwadaLlâh ( Syabab Senior) Buku ini berisi kisah-kisah para pe...
  • Demokrasi Ciptakan Pemerintah Sableng 212  Demokrasi terbukti hanya menciptakan pemerintahan sableng 212. “Artinya, dua tahun pertam...

Tag Cloud

Label

Recent News

Archives

@ 2013 Wartaideologis,Hak Cipta hanya milik Allah SWT, Mengkopi dan menyebarkan isi web ini sangat dianjurkan.