Detik Berdirinya Khilafah Kian Dekat
Posted by adim_wijaya on Kamis, 10 Januari 2013 | 0 komentar
Detik Berdirinya Khilafah Kian Dekat
Hafidz Abdurrahman, Ketua Lajnah Tsaqafiyah DPP HTI
Jika Arab Spring berlangsung begitu cepat di Tunisia, Yaman,
dan Mesir, tidak dengan Suriah. Meski sudah hampir dua tahun, revolusi di
Suriah belum berhenti. Para pejuang Islam dan kaum Muslimin menginginkan hal
yang berbeda dengan negara-negara tetangganya. Mereka tak mau lagi demokrasi
dan dipimpin rezim boneka. Bagaimana ujung perjuangan rakyat Suriah ini,
wartawan Tabloid Media Umat Joko Prasetyo mewawancarai Ketua Lajnah Tsaqafiyah
DPP HTI Hafidz Abdurrahman. Berikut petikannya.
Apa catatan penting Anda terkait dunia Islam selama 2012?
Peristiwa yang paling menonjol pada tahun 2012 adalah
Revolusi Syam di Suriah. Ketika Arab Spring nyaris berakhir setelah tumbangnya
sejumlah rezim despot di Mesir dan Yaman, serta dimulainya pengadilan terhadap
rezim-rezim tersebut, seperti yang terjadi di Tunisia dan Mesir, justru
Revolusi Syam ini membara.
Apa bedanya Arab Spring pada umumnya dengan Revolusi Syam?
Revolusi ini berbeda dengan revolusi-revolusi rakyat di
Tunisia, Mesir, Bahrain, Libya, Yaman dan beberapa wilayah yang lain. Ciri yang
membedakan Revolusi Syam dengan Revolusi di Dunia Arab lainnya adalah sifat
keislamannya.
Jika Revolusi di dunia Arab lainnya menuntut ditumbangkannya
rezim boneka, maka Revolusi Suriah tidak hanya itu. Mereka juga menuntut
diterapkannya syariah dan tegaknya khilafah. Bahkan, mayoritas pejuang Islam di
sana telah menandatangi Mitsaq al-‘Amal li Iqamati al-Khilafah (Komunike
Perjuangan untuk Menegakkan Khilafah).
Apa peran Hizbut Tahrir di Suriah?
Meski selama beberapa dekade sebelumnya telah dihabisi oleh
rezim Ba’ats, sejak dipimpin oleh Hafiz Assad, kini Hizbut Tahrir tampil
kembali di tengah-tengah umat untuk membimbing dan memandu arah dan perjalanan
Revolusi Syam ini.
Hizbut Tahrir, sebagai partai ideologis, benar-benar
menyadari tanggung jawabnya, bukan hanya kepada rakyat Syam, tetapi juga kepada
Allah, Rasul-Nya dan seluruh umat Islam. Karena itu, siang dan malam, Hizbut
Tahrir terus bekerja keras untuk mengawal Revolusi Islam ini hingga mencapai
tujuannya, yaitu tumbangnya rezim kufur Bashar, kemudian menggantikannya dengan
khilafah.
Hizbut Tahrir memobilisasi para pejuang Islam di sana untuk
menandatangani Mitsaq al-‘Amal li Iqamati al-Khilafah. Hizbut Tahrir juga telah
menyiapkan RUUD Negara Khilafah yang siap kapan saja diterapkan. Hizbut Tahrir
juga telah mempersiapkan para aktivis terbaiknya untuk menjalankan roda
pemerintahan.
Bagaimana dengan kesadaran umat akan kewajiban menegakkan
kembali syariah dalam bingkai khilafah?
Dalam kasus Suriah,
kesadaran itu jelas-jelas nyata. Ketika revolusi ini hendak dibajak oleh
antek-antek Barat yang menyusup di tengah-tengah mereka, baik melalui koalisi
nasional, oposisi karbitan, hingga penyusupan di tengah-tengah aksi, seperti
yang terjadi di Banash, semuanya berhasil digagalkan. Ini bukti, bahwa
kesadaran politik umat jelas semakin menguat.
Peluang berdirinya
khilafah di dunia Arab?
Peluang berdirinya khilafah Islam di wilayah-wilayah
tersebut tidak bisa dilepaskan dari kembalinya kesadaran politik dan
keberislaman kaum Muslim di sana. Terlebih, ketika rezim boneka dukungan Barat
dengan sistem monarki, republik dan demokrasinya jelas-jelas telah merampas
hak-hak politik mereka, dan gagal menyejahterakan kehidupan mereka.
Kaum Muslim di kawasan tersebut juga masih meyakini Islam
sebagai akidah dan sistem kehidupan mereka, hanya saja mereka tidak bisa
melaksanakannya karena hak-hak politik mereka dirampas oleh rezim tiran itu.
Sejarah khilafah dengan segala kejayaannya juga menjadi
bagian dari sejarah mereka. Mereka bisa membandingkan, terlebih saat mereka
mengalami nasib tragis seperti saat ini. Di zaman khilafah mereka dihormati
oleh kawan dan lawan, tetapi di bawah rezim boneka, mereka dinistakan, dan
bahkan dibantai di sana sini.
Itu pula yang memotivasi rakyat Suriah untuk melawan rezim
tiran?
Inilah yang memotivasi para pejuang di Suriah di satu pihak,
serta Barat dan Timur dengan seluruh boneka mereka di pihak lain. Karena itu,
Revolusi Syam ini lebih alot dibanding dengan Revolusi di Tunisia, Mesir, Libya
dan Yaman. Meski kini telah memasuki babak akhir, setelah hampir semua wilayah
jatuh ke tangan pejuang Islam. Tinggal Damaskus.
Dari aspek kausalitas, semuanya ini bisa mengantarkan pada
terwujudnya janji Allah, tegaknya kembali khilafah.
Dalilnya?
Allah menyatakan dengan tegas dalam Alquran Surat an-Nur:
55. Pertama, ayat ini dimulai dengan, “Wa’ada-Llahu (Allah berjanji)..” yang
menunjukkan jaminan kepastian akan terwujudnya apa yang dijanjikan.
Kedua, janji yang dijanjikan itu diungkapkan dengan menggunakan
redaksi yang jelas, “La yastakhlifannahum (Dia sunguh-sungguh akan memberikan
Khilafah [kekuasaan] kepada mereka).”
Frasa ini mempunyai makna yang mendalam, karena disusun dari, Lam yang
merupakan jawab dari sumpah Allah, diakhiri dengan nun yang digandakan
(tasydid), atau disebut nun taukid tsaqilah, yang berarti “penegasan ganda”.
Ditambah pilihan lafadz, yastakhlifa yang merupakan satu
akar kata dengan lafadz khilafah. Semuanya ini tidak bisa diartikan lain,
kecuali bahwa janji berdirinya khilafah ini merupakan janji yang pasti.
Mungkin ada yang mengatakan, bahwa janji ini sudah
kadaluwarsa, karena sudah pernah terjadi sebelumnya. Namun, asumsi ini jelas
salah. Karena konteks janji ini berlaku tanpa batas.
Selain itu, terwujudnya kembali janji ini juga dikuatkan
oleh hadits Ahmad dari Nu’man bin Basyir yang menyatakan kembalinya Khilafah
‘ala Minhaj an-Nubuwwah merupakan fase akhir setelah era Nubuwwah, Khilafah,
Mulkan ‘Adhdhan dan Mulkan Jabariyyan.
Bila melihat pemaparan Anda di atas, berarti sangat mungkin
khilafah berdiri di Suriah?
Sangat mungkin.
Banyak dalil yang menguatkan ghalabat ad-dzann kita. Antara lain, sabda Nabi,
“Inna-Llah takaffala bi ahl Syam (Sesungguhnya Allah menjamin penduduk Syam).”
Juga, “Syam uqru dar
al-Islam (Syam pusat negeri Islam)” serta, “Idza fasada Ahlu Syam la khaira
fikum (Jika penduduk Syam rusak, maka tidak ada kebaikan pada kalian).”
Semuanya ini semakin menguatkan optimisme kita, bahwa khilafah segera tegak di
sana.
Pada 2013?
Sangat mungkin. Meski, perlu dicatat, bahwa masalah timing
ini adalah masalah ilmu Allah, yang tidak bisa diprediksi oleh siapapun. Memang
benar, saat ini, para pejuang Islam telah menguasai hampir seluruh wilayah
Suriah, kecuali Damaskus.
Mereka juga mendapatkan dukungan penuh dari rakyat yang
tidak hanya menginginkan tumbangnya rezim Kufur Bashar, tetapi juga
menginginkan tegaknya syariah dan khilafah.
Bahkan, berbagai pembajakan revolusi yang hendak dilakukan
oleh kaum kafir penjajah dan bonekanya juga berhasil digagalkan. Semuanya ini
menguatkan optimisme kita, bahwa detik-detik berdirinya khilafah itu semakin
dekat.
Namun, harus dicatat pula, bahwa Barat dengan seluruh rezim
bonekanya tidak akan tinggal diam.
Rencana Turki, Iran, Qatar, Saudi termasuk Hizbullah –yang
dijuluki para pejuang Islam dengan Hizbussyaithan— dan Mesir dengan Ikhwan-nya
berikut utusan khusus PBB, Lakhdar Brahimi, HAM dan NATO yang sudah menyiapkan
invasi militer ke Suriah dengan kedok misi kemanusiaan adalah bukti, bahwa
mereka tidak akan membiarkan khilafah ini berdiri di Suriah menggantikan rezim
Bashar. Semua faktor ini bisa menghambat dan menunda berdirinya khilafah.
Apa yang harus dilakukan agar faktor penghambat dan penunda
ini bisa diatasi?
Faktor yang paling
dominan adalah masih kuatnya dukungan militer kepada rezim Bashar. Mengapa di
Mesir Husni Mubarak bisa dijatuhkan dengan cepat, karena faktor dukungan
militer. Libya, Yaman dan Tunisia juga sama. Selain itu, revolusi di
negara-negara tersebut tidak seperti di Suriah, yang terang-terangan menuntut
syariah dan khilafah.
Bashar, bukan hanya dilindungi oleh tentaranya, tetapi juga
oleh AS, Rusia dan sekutunya. Karena itu, jika bisa dilakukan segera, maka
dukungan militer yang menjadi tulung punggung Bashar harus segera ditarik agar
mendukung perjuangan rakyat Suriah. Ini sudah terjadi di beberapa tempat.
Langkah lain, tentu dengan melumpuhkan kekuasaan Bashar.
Bisa dengan membunuh Bashar, seperti yang dilakukan terhadap Qadafi, atau
pasukan yang menopang kekuasaan Bashar. (mediaumat.com, 6/1)
0 komentar for "Detik Berdirinya Khilafah Kian Dekat"
Leave a reply